Saya yakin, ketika anda mendengar kata-kata di atas maka anda akan
bertanya-tanya. Kenapa kita harus membudayakan bertanya? Untuk apa? Dan
apa menfaatnya untuk kita? apabila
benar, maka saat ini anda sudah maju satu langkah. Kenapa? karena anda sudah
mulai mengembangkan budaya bertanya dalam diri anda. Selamat..dan mari kita
langkahkan kaki kita untuk maju ke langkah kedua, ketiga dan seterusnya. Lantas
bagaimana langkah kedua, ketiga, dan seterusnya? Apabila anda masih mau
membudayakan bertanya dalam diri anda maka baca tuntas artikel ini.
Langkah selanjutnya adalah mari kita kembalikan diri kita ke masa
kecil. Loh..ko bisa? Bukankah dengan kembali ke masa anak-anak ini justru
membuat kita melangkah mundur. Eit, tunggu dulu..yang saya maksud disini adalah
mengembalikan sifat-sifat baik di masa kecil kita yang saat ini mulai terkikis.
Sifat apa itu? Oke..mari kita coba kembali ke masa kecil dulu. “ketika kecil
dulu aku mempunyai keinginan dan impian yang besar, dan saat ini ketika aku
besar aku mempunyai impian dan keinginan yang kecil”. Anda boleh setuju dan
juga boleh tidak setuju dengan kata-kata di atas. Namun pada kenyataannya
memang demikian, saya yakin ketika kecil kita mempunyai impian-impian besar,
namun seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, impian tersebut
semakin terdegradasi sehingga impian-impian kita menjadi kecil. Bayu dulu
mempunyai keinginan menjadi astronot, namun setelah dia bertambah dewasa pikiran
realitasnya mulai membatasi sehingga saat ini dia hanya ingin bekerja atau
menjadi pegawai di perusahaan. Oleh karena itulah saat ini dirasa penting untuk
dapat memunculkan kembali sifat masa kecil kita yang penuh dengan impian. karena
saya yakin setiap orang yang “besar” berasal dari impian yang “besar” pula.
Di atas adalah gambaran salah satu sifat waktu kecil kita yang
seharusnya kita munculkan kembali. Disamping sifat tersebut ada salah satu
sifat lagi yang seharusnya kita munculkan kembali saat ini. Sifat apa itu? Itu
adalah sifat keingintahuan. Anda dapat membuktikannya dengan melihat anak-anak
kecil disekitar anda, mungkin adik anda, tetangga anda ataupun juga anak anda
sendiri (apabila sudah punya). Saya yakin anak-anak tersebut sering bertanya
pada orang lain terkait dengan hal-hal baru yang belum mereka ketahui. Dan
perilaku seperti ini tidak dilakukan hanya sekali dua kali, tapi kerap kali. Dan
bahkan terkadang mereka menanyakan sesuatu yang mungkin kita sendiri sulit
untuk menjawab dan menjelaskannya.
Lantas kenapa rasa keingintahuan ini penting untuk kita munculkan
kembali?
Keingintahuan yang ditunjukkan oleh kebiasaan bertanya merupakan
karakteristik para individu sukses pada umunya. Keingintahuan ini juga lah yang
mendorong para ilmuan untuk melakukan penelitian dan kemudian mendasari
munculnya berbagai temuan dalam ilmu pengetahuan. Setidaknya beliau-beliau
telah menjadi bukti bagi kita. seperti newton misalnya, banyak orang yang
melihat buah jatuh, tetapi mungkin hanya ia yang mempertanyakannya.
Keingintahuannya inilah yang mengantarkannya menemukan sebuah teori gravitasi.
Kemudian Fred Smith pendiri federal expres menemukan inspirasi berdirinya
perusahaannya dengan pertanyaan sederhana, “mengapa tidak ada satu pun
pengiriman express yang bisa di andalkan?”, Henry Ford memperoleh jalan suksesnya
dengan bertanya “mengapa belum ada mesin mobil yang bersilinder delapan?, dan
mungkin yang lebih konyol lagi adalah Thomas Alfa Edison yang sampai dianggap
idiot oleh orang-orang disekitarnya karena sifat keingintahuannya yang cukup
besar dengan pertanyaan-pertanyaannya yang dianggap aneh pada saat itu. Pada
saat kecil, Thomas sempat bertanya pada gurunya “kenapa ayam berbulu dan
manusia tidak berbulu?, kenapa bulu manusia berbeda dengan bulu ayam?, dan
bagaimana bulu ayam dapat menempel ditubuhnya?”. Dengan pertanyaan-pertanyaan
dan keingintahuannya inilah beliau-beliau dapat meraih sukses dibidangnya
masing-masing.
Sekarang tergantung anda, karena sekali lagi PILIHAN ada pada diri
kita masing-masing. Apakah kita akan tetap JALAN DI TEMPAT dan mencari bukti
atau melanjutkan LANGKAH dan menjadi BUKTI-BUKTI selanjutnya. TERIMA KASIH..