Hidup terlalu singkat jika hanya menyesal. Hidup hanya sekali, Namun jika digunakan dengan baik, sekali saja sudah cukup.

Monday, 27 August 2012

KEGAGALAN sebagai "GURU" dalam upaya menuju SUKSES

22:52 Posted by dhiny dewantara

#GAGAL adalah “GURU” #

Jadikanlah KEGAGALAN sebagai GURU, bukan BELENGGU yang menghancurkan hidup anda. Karena sesungguhnya, KEGAGALAN adalah PENUNDAAN. Bukan KEKALAHAN yang mengakhiri segalanya. ~Denis Waitley~

            “GAGAL”, kata yang satu ini kerap kali menjadi momok yang menakutkan sekaligus dihindari oleh hampir semua orang. Namun mungkin tidak bagi segelintir orang yang mempunyai tekat besar untuk sukses. Karena kegagalan yang dialaminya telah menyediakan sebuah ruang informasi tentang bagaimana cara untuk dapat meraih sukses. kegagalan menjadi “kaca” baginya, tempat dimana ia melihat dirinya dan “berdandan”, membenahi yang belum tepat menjadi lebih tepat. Sehingga gagal bukanlah menjadi momok yang menakutkan baginya tapi justru menjadi salah satu faktor penting dalam meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Banyak orang sukses di dunia ini menemukan cara untuk meraih sukses, justru didapatkannya melalui proses kegagalan yang dialami. Seperti halnya yang pernah dialami oleh tokoh sekaligus penemu besar dunia, Thomas Alva Edison. Siapa yang tidak mengenal sosok beliau. Tommy (nama kecilnya) adalah seorang penemu besar dunia. Setidaknya hingga saat ini beliau telah mempatenkan sekitar 1093 hasil penemuannya.
Siapa yang menyangka anak yang dulunya dianggap idiot oleh beberapa orang tersebut justru tumbuh menjadi tokoh sekaligus penemu besar dunia. Dia adalah penemu gramofon, proyektor untuk film-film kecil, mesin telegraf yang lebih baik, serta benda penting lainnya. Diantara penemuan terbaiknya adalah bola lampu yang hingga detik ini masih dipergunakan oleh banyak orang dihampir seluruh penjuru dunia.
Dalam upayanya menemukan bola lampu, tidaklah semudah dan semulus yang dibayangkan. Kegagalan seolah menjadi teman, yang selalu menyapanya disetiap percobaan yang dilakukan. Bukan hanya satu – dua kali kegagalan menghampirinya, tapi sudah puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali. Namun bukan Thomas Alva Edison apabila dia menyerah terhadap kegagalan yang dialaminya. Thomas tidak patah arah dan tidak pernah bosan dengan kegagalannya. Beliau berpendapat bahwa dia tidak gagal. Setiap kali dia gagal, dia mengatakan bahwa dia telah berhasil menemukan benda yang tidak dapat menyalakan lampu listrik. Hingga akhirnya setelah percobaan kesekiannya, beliaupun berhasil dan dapat menyalakan lampu listrik pertamanya.
Sejalan dengan Thomas Alva Edison, Abraham Lincoln pun pernah mengalami beberapa kegagalan dalam hidupnya. Abraham Lincoln adalah salah satu presiden terbaik dalam sejarah Amerika Serikat. Beliau lahir dari keluarga yang kurang mampu di pondok kayu pada tanggal 12 Februari 1809 di Hodgenville Hardin Conty Kentucky. Beliau adalah salah satu tokoh besar dunia yang dalam perjalanan karir dan hidupnya selalu dihiasi dengan kegagalan. Setidaknya sebelum beliau dinobatkan sebagai presiden Amerika Serikat, beliau mengalami kekalahan sebanyak 18 kali dalam pemilihan presiden. Tidak hanya itu, beliau juga beberapa kali mengalami kegagalan dalam berbagai sisi kehidupannya. Diantaranya pada tahun 1831, tepatnya pada usia 22 tahun ia pernah gagal dalam bisnis, pada tahun 1832 ketika usianya mencapai 23 tahun ia gagal dalam pemilihan menjadi anggota senat, pada tahun 1833 ia kembali gagal lagi dalam bisnisnya. Pada tahun 1835, ketika ia berusia 26 tahun tunangannya meninggal dunia. Pada usia 27 tahun ia mengalami tekanan mental yang berat. Pada tahun 1838, ketika usianya 29 tahun ia gagal dalam pemilihan ketua anggota legislatif, pada tahun 1843 ia gagal dalam pemilihan kongres, pada tahun 1848 ia gagal lagi dalam pemilihan kongres, dan pada tahun 1855 ketika usinya 46 tahun ia gagal dalam pemilihan senat, pada tahun 1856 ia mencalonkan diri menjadi wakil presiden dan gagal, pada tahun 1859 ketika usianya 50 tahun ia mencalonkan diri menjadi anggota senat lagi dan gagal. Sampai akhirnya pada tahun 1860 tepat pada usianya yang ke-51 tahun ia terpilih sebagai presiden Amerika Serikat.
LUAR BIASA, mungkin kata ini lah yang sanggup menggambarkan kedua sosok di atas. Bahkan mungkin, kata tersebut tidaklah cukup untuk menggambarkan kerja keras, kegigihan, dan semangat pantang menyerah beliau. Karena pasti tidaklah mudah bagi seseorang untuk dapat menerima kegagalan yang dialami. Apalagi dapat menciptakan cara pandang yang positif terhadap kegagalan tersebut.
Dari sekelumit kisah Thomas Alva Edison dan Abraham Lincoln di atas, setidaknya kita dapat mengambil dua pelajaran penting. Yang pertama adalah dalam upaya meraih sukses, seseorang tidak hanya membutuhkan kemampuan, melainkan juga kemauan, kerja keras dan semangat pantang meyerah. Banyak sekali orang tidak dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya karena terlalu cepat berhenti atas upaya dan menyerah dengan keadaan. Hal ini seperti yang telah dipesankan oleh Thomas Alva Edison “Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah..”
Pelajaran kedua yang dapat diambil adalah untuk dapat meraih sukses seseorang harus memiliki cara pandang yang positif. Baik itu cara pandang anda terhadap masalah ataupun segala sesuatu yang mungkin akan anda hadapi dalam upaya meraih sukses. Karena bagaimanapun memandang segala sesuatu dari kaca mata positif itu penting. Setidaknya agar kita dapat memetik sebuah pelajaran ataupun hikmah dibalik kejadian tersebut. jadikanlah segala sesuatu yang anda alami sebagai “kaca” bagi anda. “Kaca” adalah tempat untuk “bercermin”, dimana kita dapat melihat diri kita sendiri, Melihat kelebihan dan kekurangan kita. Sehingga setelah melihat kelebihan dan kekurangan tersebut, kelebihan itu dapat kita pertahankan dan kekurangannya dapat lebih kita tepatkan.
Itu semua bukanlah perkara mudah, namun setidaknya Thomas Alva Edison dan Abraham Lincoln telah membuktikannya kepada kita. Sudah sepatutnya kita berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau. Karena Kegagalannya telah menjadi “guru” untuk kita semua. Terima kasih dan selamat jalan Tokoh besar dunia.
0 Comments
0 Comments
Comments