#GAGAL adalah “GURU” #
Jadikanlah KEGAGALAN sebagai GURU, bukan BELENGGU yang menghancurkan
hidup anda. Karena sesungguhnya, KEGAGALAN adalah PENUNDAAN. Bukan KEKALAHAN
yang mengakhiri segalanya. ~Denis Waitley~
“GAGAL”,
kata yang satu ini kerap kali menjadi momok yang menakutkan sekaligus dihindari
oleh hampir semua orang. Namun mungkin tidak bagi segelintir orang yang
mempunyai tekat besar untuk sukses. Karena kegagalan yang dialaminya telah menyediakan
sebuah ruang informasi tentang bagaimana cara untuk dapat meraih sukses.
kegagalan menjadi “kaca” baginya, tempat dimana ia melihat dirinya dan
“berdandan”, membenahi yang belum tepat menjadi lebih tepat. Sehingga gagal
bukanlah menjadi momok yang menakutkan baginya tapi justru menjadi salah satu
faktor penting dalam meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Banyak
orang sukses di dunia ini menemukan cara untuk meraih sukses, justru
didapatkannya melalui proses kegagalan yang dialami. Seperti halnya yang pernah
dialami oleh tokoh sekaligus penemu besar dunia, Thomas Alva Edison. Siapa yang
tidak mengenal sosok beliau. Tommy (nama kecilnya) adalah seorang penemu besar
dunia. Setidaknya hingga saat ini beliau telah mempatenkan sekitar 1093 hasil
penemuannya.
Siapa
yang menyangka anak yang dulunya dianggap idiot oleh beberapa orang tersebut
justru tumbuh menjadi tokoh sekaligus penemu besar dunia. Dia adalah penemu gramofon,
proyektor untuk film-film kecil, mesin telegraf yang lebih baik, serta benda
penting lainnya. Diantara penemuan terbaiknya adalah bola lampu yang hingga
detik ini masih dipergunakan oleh banyak orang dihampir seluruh penjuru dunia.
Dalam
upayanya menemukan bola lampu, tidaklah semudah dan semulus yang dibayangkan.
Kegagalan seolah menjadi teman, yang selalu menyapanya disetiap percobaan yang
dilakukan. Bukan hanya satu – dua kali kegagalan menghampirinya, tapi sudah
puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali. Namun bukan Thomas Alva Edison apabila
dia menyerah terhadap kegagalan yang dialaminya. Thomas tidak patah arah dan
tidak pernah bosan dengan kegagalannya. Beliau berpendapat bahwa dia tidak
gagal. Setiap kali dia gagal, dia mengatakan bahwa dia telah berhasil menemukan
benda yang tidak dapat menyalakan lampu listrik. Hingga akhirnya setelah
percobaan kesekiannya, beliaupun berhasil dan dapat menyalakan lampu listrik
pertamanya.
Sejalan
dengan Thomas Alva Edison, Abraham Lincoln pun pernah mengalami beberapa
kegagalan dalam hidupnya. Abraham Lincoln adalah salah satu
presiden terbaik dalam sejarah Amerika Serikat. Beliau lahir dari keluarga yang
kurang mampu di pondok kayu pada tanggal 12 Februari 1809 di Hodgenville Hardin
Conty Kentucky. Beliau adalah salah satu tokoh besar dunia yang dalam
perjalanan karir dan hidupnya selalu dihiasi dengan kegagalan. Setidaknya
sebelum beliau dinobatkan sebagai presiden Amerika Serikat, beliau mengalami
kekalahan sebanyak 18 kali dalam pemilihan presiden. Tidak hanya itu, beliau
juga beberapa kali mengalami kegagalan dalam berbagai sisi kehidupannya.
Diantaranya pada tahun 1831, tepatnya pada usia 22 tahun ia pernah gagal dalam
bisnis, pada tahun 1832 ketika usianya mencapai 23 tahun ia gagal dalam
pemilihan menjadi anggota senat, pada tahun 1833 ia kembali gagal lagi dalam
bisnisnya. Pada tahun 1835, ketika ia berusia 26 tahun tunangannya meninggal
dunia. Pada usia 27 tahun ia mengalami tekanan mental yang berat. Pada tahun
1838, ketika usianya 29 tahun ia gagal dalam pemilihan ketua anggota legislatif,
pada tahun 1843 ia gagal dalam pemilihan kongres, pada tahun 1848 ia gagal lagi
dalam pemilihan kongres, dan pada tahun 1855 ketika usinya 46 tahun ia gagal
dalam pemilihan senat, pada tahun 1856 ia mencalonkan diri menjadi wakil
presiden dan gagal, pada tahun 1859 ketika usianya 50 tahun ia mencalonkan diri
menjadi anggota senat lagi dan gagal. Sampai akhirnya pada tahun 1860 tepat pada
usianya yang ke-51 tahun ia terpilih sebagai presiden Amerika Serikat.
LUAR
BIASA, mungkin kata ini lah yang sanggup menggambarkan kedua sosok di atas.
Bahkan mungkin, kata tersebut tidaklah cukup untuk menggambarkan kerja keras,
kegigihan, dan semangat pantang menyerah beliau. Karena pasti tidaklah mudah
bagi seseorang untuk dapat menerima kegagalan yang dialami. Apalagi dapat
menciptakan cara pandang yang positif terhadap kegagalan tersebut.
Dari
sekelumit kisah Thomas Alva Edison dan Abraham Lincoln di atas, setidaknya kita
dapat mengambil dua pelajaran penting. Yang pertama adalah dalam upaya meraih
sukses, seseorang tidak hanya membutuhkan kemampuan, melainkan juga kemauan,
kerja keras dan semangat pantang meyerah. Banyak sekali orang tidak dapat
meraih kesuksesan dalam hidupnya karena terlalu cepat berhenti atas upaya dan
menyerah dengan keadaan. Hal ini seperti yang telah dipesankan oleh Thomas Alva
Edison “Banyak kegagalan dalam hidup ini
dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan
keberhasilan saat mereka menyerah..”
Pelajaran
kedua yang dapat diambil adalah untuk dapat meraih sukses seseorang harus memiliki
cara pandang yang positif. Baik itu cara pandang anda terhadap masalah ataupun
segala sesuatu yang mungkin akan anda hadapi dalam upaya meraih sukses. Karena
bagaimanapun memandang segala sesuatu dari kaca mata positif itu penting.
Setidaknya agar kita dapat memetik sebuah pelajaran ataupun hikmah dibalik
kejadian tersebut. jadikanlah segala sesuatu yang anda alami sebagai “kaca”
bagi anda. “Kaca” adalah tempat untuk “bercermin”, dimana kita dapat melihat
diri kita sendiri, Melihat kelebihan dan kekurangan kita. Sehingga setelah
melihat kelebihan dan kekurangan tersebut, kelebihan itu dapat kita pertahankan
dan kekurangannya dapat lebih kita tepatkan.
Itu semua bukanlah perkara
mudah, namun setidaknya Thomas Alva Edison dan Abraham Lincoln telah membuktikannya
kepada kita. Sudah sepatutnya kita berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada
beliau. Karena Kegagalannya telah menjadi “guru” untuk kita semua. Terima kasih
dan selamat jalan Tokoh besar dunia.