Pada tulisan saya
sebelumnya yang berjudul “Hei bro, dewasalah masalah itu biasa” kita sudah
mengulas tentang manusia dan masalah itu sendiri. Disana di jelaskan bahwa masalah
merupakan salah satu bagian dari sebuah proses kehidupan, suka atau tidak
suka,mau atau tidak mau kita harus menerima dan menghadapinya. Ingat, yang
terpenting adalah bukan apa yang terjadi, melainkan cara menghadapinya.
Sehingga apabila sesuatu yang buruk sedang menghampiri kita, yang menjadi pokok
bukan kondisinya yang buruk melainkan bagaimana kita dapat move on dari yang
buruk menjadi lebih baik (SOLUSI). Nah..sekarang pertanyaannya adalah bagaimana
caranya???
Bermigrasi dari A yang
buruk menuju B yang lebih baik bukanlah perkara mudah. Namun sekali lagi jangan
pernah mencampur adukkan antara sesuatu yang sulit dengan sesuatu yang tidak
mungkin. Mudah? tidak, tidak mungkin? Tidak, bisa dilakukan? ya, So kuncinya adalah
lakukan sesuatu.
Apa yang harus dilakukan?
Nah, Pada kesempatan kali
ini penulis ingin berbagi tentang resep untuk dapat move on dari kondisi yang
buruk (masalah) menjadi lebih baik (solusi).
Resep yang pertama adalah
mengambil langkah awal. Seperti halnya kata-kata bijak mengungkapkan tidak akan
pernah ada langkah keseribu tampa adanya langkah yang pertama. Bagaimana kita
dapat beranjak dari satu tempat ke tempat yang lain apabila kita sendiri tidak
pernah melakukan apapun. Begitu juga apabila kita ingin move on dari masalah,
hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengambil langkah awal. Hal ini akan
terasa berat, tetapi akan lebih berat apabila kita hanya mengeluh dan tidak melakukan
apapun. Kita harus percaya bahwa disetiap usaha pasti akan ada jalan. Yang
perlu kita lakukan adalah senantiasa berusaha setelah itu biarkan tangan yang
maha perkasa yang berbicara.
Resep selanjutnya adalah
tentukan dan rubah kisah anda. Sudah bukan rahasia lagi apabila kisah mempunyai
kekuatan dan pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Tentu kita masih ingat,
ketika kecil kita mempunyai kisah-kisah yang begitu kita percayai. Seperti
halnya kisah seorang peri, monster atau kisah-kisah lainnya. Semua kisah ini
sudah pasti hanyalah sebuah kebohongan belaka, namun lucunya dulu kisah-kisah
tersebut terlihat begitu nyata. Bahkan mungkin sampai saat ini masih ada
beberapa kisah yang masih kita percayai. Diakui atau tidak, kisah mistis yang
berkembang di masyarakat menjadi salah satu kisah yang masih kita pertahankan. Buktinya
ketika kita harus pulang larut malam dan harus melewati tempat yang sepi maka kita
akan mempercepat langkah atau mempercepat laju kendaraan kita, padahal
sebenarnya tidak ada apa-apa di tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa
“Kebohongan bisa sama kuatnya dengan kebenaran jika anda bisa membuat orang
lain mempercayainya.
Kisah pun menjadi salah
satu hal yang dapat memudahkan atau bahkan menghambat kita untuk dapat move on.
Kita tahu bahwa manusia telah membuat kisah-kisahnya sejak ia di lahirkan.
Diantara kisah-kisah tersebut adalah kebenaran namun diantaranya juga merupakan
sebuah kebohongan yang menghambat diri kita. Tuliskan kisah-kisah yang
menghambat diri anda dan rubahlah.
- Saya adalah orang yang kurang pintar.
- Saya adalah orang yang pemalu dan sulit beradaptasi dengan lingkungan.
- Saya tidak bisa melakukannya.
- Hidup ini begitu berat dan melelahkan
- .................................................................
Silahkan lanjutkan sendiri menuliskan
kisah-kisah kebohongan anda dan rubahlah. Sudah saatnya anda menjadi sutradara
sekaligus pemain utama dalam kisah indah kehidupan anda sendiri.
Di atas adalah beberapa
resep yang dapat penulis bagi, dengan harapan dapat membantu anda untuk move on
dari kondisi yang tidak anda inginkan. Resep di atas hanya akan menjadi resep
sampai anda mau mengambil langkah menuju perubahan. Karena inti dari semua
resep di atas adalah sebuah perubahan. Dan salah satu perubahan penting yang
harus anda lakukan adalah merubah pola pikir anda. Pikiran manusia itu menipu,
jika anda tidak bisa mengendalikannya maka orang lain lah yang akan
melakukannya. So..mari kita rubah pola pikir kita terhadap suatu masalah. “orang
kalah melihat dinding sebagai penghalang, orang hebat melihat dinding sebagai
sesuatu untuk di panjat”.