Membahas
mengenai perubahan pasti tidak akan pernah ada habisnya. Ibarat drama, perubahan
adalah tokoh utama yang akan selalu menarik untuk di bahas. Perubahan adalah
tokoh utama dari sebuah narasi panjang berupa kehidupan. Ya..hidup ini seperti
sebuah panggung dengan berbagai ceritanya, dan salah satu diantaranya adalah
cerita tentang perubahan. Kita pasti ingat,
68 tahun yang lalu indonesia mengambil satu langkah perubahan yang sangat luar
biasa dengan meneriakkan “MERDEKA”, tapi apakah kita benar-benar sudah melakukan
perubahan? Ataukah kita masih mencoba untuk berubah?
Kita
memang sudah merdeka dari penjajah, namun pada dasarnya kita masih “terjajah”,
terjajah dari ego kita sendiri. Kita dapat bandingkan, saat kita melangkahkan
kaki menuju perubahan pada tahun 1945, pada saat yang sama tetangga kita, jepang
harus terpuruk karena di bombardir oleh pasukan sekutu. Namun kita dapat lihat
sekarang, kita mempunyai dan memanfaatkan teknologi namun jepang sudah
selangkah lebih maju dengan membuat dan mengembangkan teknologi. Kita mempunyai
waktu yang sama dan tempat tinggal yang sama berupa bumi namun dengan hasil
yang berbeda. Kenapa? Ada apa?
“Tuhan
tidak akan merubah nasib suatu kaum samapai ia mau merubah nasibnya sendiri”. Kita
memang menginginkan perubahan, tetapi
seringkali kita pun tidak siap menghadapinya. Seringkali kita tetap ingin
berada di zona nyaman (comfort zone) dan tidak mau keluar untuk mencoba menghadapi
tantangan. Bila kita ingin lebih maju maka kita harus berani mengambil langkah perubahan
dan berproses dengan beribu tantangannya. Mudah? Belum tentu, karena disetiap perubahan
pasti ada ketidaknyamanan dan pengorbanan.
Untuk
menjadikannya kupu-kupu cantik, seekor ulat harus berjuang dalam kepompong. Dan
untuk menghasilkan mutiara yang berharga, sebuah kerang pun harus menahan sakit
yang luar biasa karena pasir yang masuk ke dalam tubuh kerang yang halus. Inilah
perubahan, Charles darwin pun pernah berkata: bukan yang paling kuat yang bisa
bertahan hidup, bukan juga yang paling pintar. Yang paling bisa bertahan hidup
adalah yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan.
Hidup
adalah pilihan, apakah kita akan memilih sebagai pejalan kaki atau pelari.
Apapun pilihan kita,yang pasti waktu akan terus berjalan dan berlalu. Dengan
berjalannya waktu maka kita harus siap untuk berkompetisi, berkompetisi dengan
diri kita sendiri. Karena yang menentukan dalam setiap perubahan bukanlah
apa-apa melainkan diri kita sendiri. SALAM PERUBAHAN..!!!