saya yakin ketika
saya melontarkan pertanyaan tersebut pada beberapa orang, maka saya akan
menemukan berbagai jawaban yang berbeda-beda. Ya..karena mereka mempunyai
perspektif yang berbeda-beda pula..termasuk dengan anda, saya yakin anda pun
mempunyai jawaban versi anda sendiri. Mungkin anda akan menjawab bahwa waktu
adalah uang, karena anda adalah seorang pebisnis. Mungkin anda juga akan
menjawab bahwa waktu adalah ilmu, karena anda adalah seorang pelajar (seorang
pencari ilmu), atau juga mungkin jawaban-jawaban menarik lainnya.
Namun bagaimanapun
anda berusaha menafsirkan dan mempersepsikannya, satu hal yang pasti tentang
waktu adalah “waktu akan terus berjalan maju dan tidak akan pernah sekalipun ia
berjalan mundur” , tidak peduli dengan apa yang anda lakukan satu detik, satu
menit, ataupun satu jam yang lalu, waktu akan terus berjalan dan berlalu.
Saya masih
ingat dengan kata-kata sahabat sekaligus rekan saya dalam sebuah pelatihan,
yang mengatakan bahwa waktu bukanlah uang, bukan juga ilmu atau pun yang
lainnya karena waktu adalah waktu. Apabila anda menganggap bahwa waktu adalah
uang, saya akan bayar anda berapapun yang anda mau asalkan anda bisa
menghentikan waktu ini satu detik saja, ataupun juga kembalikan saya pada waktu
satu detik yang lalu. Ya..jawabannya sudah pasti tidak bisa, karena waktu
adalah waktu.
Lantas seberapa
pentingkah sikap kita untuk dapat menghargai waktu itu sendiri?
Jawabannya satu..sangat
penting..dan saya yakin anda pun setuju dengan jawaban saya ini. Karena apabila
tidak, maka saya yakin anda akan menjadi salah satu orang yang menyesal kelak.
Ada sebuah
riset yang pernah dilakukan, dengan diberikannya pertanyaan pada sekelompok
orang yang sudah berusia lanjut. Pertanyaannya adalah apabila saya memberikan
anda satu permintaan, apa yang akan anda minta? Jawabannya pun sangat menarik,
bukan uang, rumah, mobil ataupun yang lainnya melainkan satu, yaitu waktu. Andaikan
waktu bisa di putar, saya akan berusaha lebih baik lagi. Ya..andaikan..karena
sudah pasti waktu tidak akan pernah bisa
di putar. Sekarang tergantung diri kita, apakah kita akan menjadi orang yang
dapat menghargai waktu dan tersenyum kelak ataukah kita akan menjadi orang yang
menyiakan waktu dan akan menyesal kelak. Lebih tepatnya SAYA bukan KITA karena
tulisan ini pada dasarnya dibuat untuk lebih mengingatkan diri
sendiri..syukur-syukur apabila juga dapat membantu mengingatkan orang lain.
lantas
bagaimana caranya untuk dapat lebih menghargai waktu?
Caranya adalah
berlakulah sesuai dengan porsinya dan berbuatlah semaksimal mungkin disetiap
kesempatan. Apa yang dimaksud dengan berlaku sesuai dengan porsinya? Yang dimaksud
disini adalah seimbangkanlah kegiatan anda setiap harinya, dari bekerja,
keluarga, sosial (masyarakat), ibadah dan istirahat. Ya..inilah yang mungkin
selama ini oleh banyak orang disebutnya sebagai management waktu. Namun pada
dasarnya yang di manage itu bukanlah waktunya. Kenapa? Karena waktu sudah pasti
tidak bisa di atur. Setiap harinya pasti sama dan akan terus berjalan. Dari sabang
sampai merauke, dari benua asia sampai eropa mempunyai aturan waktu yang sama,
yaitu satu hari ada 24 jam, dalam satu jam ada 60 menit, dan dalam satu menit
ada 60 detik. Lantas apa yang di manage? Yang dimanage tidak lain dan tidak
bukan adalah kegiatan atau aktifitas kita dalam mengisi waktu itu sendiri. Simpel
bukan? Inilah pelajaran yang saya dapatkan dari salah satu sahabat, kakak, dan
juga tentor saya dulu.
Ada sebuah
kisah menarik untuk mengingatkan kita betapa pentingnya memanage kegiatan dan
memanfaatkan waktu yang seimbang.
Ada seorang
anak yang ayahnya adalah seorang pegawai yang sangat sibuk dan gila kerja. Setiap
harinya ayahnya harus berangkat pagi dan pulang malam untuk bekerja di sebuah
perusahaan. Kesibukan ayahnya membuat keluarga ini jarang sekali untuk
berkumpul, entah itu hanya untuk sekedar ngobrol, bercanda, ataupun makan
bersama. Sampai akhirnya pada suatu malam, ketika sang ayah baru datang dari
kerjanya, anak tersebut pun menghampiri ayahnya. Ayahnya pun kaget dan berkata.
Ayah: jam segini
kok belum tidur nak? (Tanyanya sambil melepas sepatunya)
Anak: belum
yah, belum bisa tidur. (Jawab sang anak sambil duduk di dekat ayahnya)
Ayah: kenapa
nak? Kok gak bisa tidur? (Sambil dipeluknya sang anak)
Anak: yah,
aku boleh tanya sesuatu gak?
Ayah: boleh
donk..emangnya mau tanya apa?
Anak: ayah
bekerja dalam satu harinya di gaji berapa oleh perusahaan tempat ayah bekerja?
Ayahpun sejenak
tertegun dan kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan anaknya.
Ayah: dalam satu
hari Rp.100.000,- , memangnya ada apa nak? (Tanyanya heran..)
Anak: tidak
ada apa-apa yah..oya, saya boleh minta uang Rp. 30.000,- gak yah?
Sang ayah
pun tambah bingung..
Ayah:
memangnya buat apa? Uang jajannya kurang? Jawabnya dengan sedikit kesal dan
nada marah karena sudah capek bekerja seharian.
Anak: ya
sudah, kalau tidak boleh yah..(jawab sang anak dan kemudian lari ke kamar
karena kecewa mendengar jawaban dari ayahnya)
Sang ayahpun
sejenak tersadar bahwa apa yang dilakukannya barusan adalah salah..sang ayahpun
segera mengikuti masuk ke kamar anaknya..dilihat anaknya sedang berbaring di
kasurnya dengan wajah tertutupi oleh tangan. Dihampirinya dan dipeluknya,
sembari berkata.
Ayah: maaf
apabila tadi ayah marah, ayah ada uang Rp. 30.000,-, memangnya adek mau di buat
apa? (tanya sang ayah..)
Anak: mana
yah? (Sambil menengadahkan tangannya..)
Ayah: ini..(diambilkannnya
uang Rp.30.000 dari dopetnya sambil bertanya kembali)..memangnya mau di buat
apa dek?
Diambilnya uang
tersebut, dan anak tersebut berlari mengambil sebuah aplop di laci kamarnya yang
ternyata berisi sejumlah uang..ya..uang jajannya yang dikumpulkannya dalam
beberapa hari..
Anak: ini
yah..uang Rp. 100.000,- sesuai dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan
kepada ayah dalam satu hari. Jadi boleh donk besok satu hari saja waktu ayah
untuk saya..
Ayahnya pun
menangis, berlinang airmata..sembari di peluknya dengan erat anak yang selama
ini merindukan pelukan dan kasih sayangnya.
Semoga
memberikan manfaat..