#Percaya Bahwa SUKSES itu MUDAH#
Sering
terdapat sebuah opini dan anggapan dari sebagian orang bahwa sukses itu mudah.
Saya kira kita harus berpikir ulang terhadap pernyataan tersebut. saya percaya
bahwa sesuatu yang baik itu dihasilkan oleh kebaikan, dan sesuatu yang besar
dan mulia juga dihasilkan dari sesuatu yang besar pula, yaitu sebuah
perjuangan, kerja keras dan pengorbanan. Begitu juga dengan kesuksesan,
Kesuksesan adalah sesuatu yang berharga sehingga untuk meraihnya harus dibayar
dengan mahal.
Setidaknya
dari kisah-kisah orang sukses dunia seperti Thomas Alva Edison, Abraham
Lincoln, dan Soichiro Honda yang sudah dipaparkan sebelumnya kita dapat
memahami bahwa sukses bukanlah hasil atas kerja sesaat, melainkan dari sebuah
proses panjang yang harus ditempuh dengan kerja keras. Terkadang untuk meraih
sukses kita harus menempuh jalan yang berliku dan terjal. Terlebih untuk mencapainya kita harus tersandung dan
jatuh, tapi percayalah bahwa itu adalah sebuah proses untuk meraih derajat yang
lebih mulia yaitu kesuksesan.
Dalam
hal ini adakalanya kita harus belajar dari ayam dan kerang penghasil mutiara.
Untuk menjadikan dirinya lebih mulia dan menaikkan derajatnya, meraka harus
melewati proses panjang dan menyakitkan. seekor ayam yang yang dulu hanya
tinggal disebuah kandang kecil yang kumuh dan kotor, yang tidak setiap orang
bersedia melihatnya. Namun setelah melalui sebuah proses panjang ayam tersebut
menjadi makanan dengan cita rasa dan harga jual berniali tinggi.
Anda
mungkin sudah tidak asing lagi dengan berbagai menu makanan lezat yang
berbahankan seekor ayam. Kita dapat menemuinya dihampir setiap restoran ataupun rumah makan yang ada
di seluruh penjuru dunia. Berbagai menu dengan cita rasa tinggi bak sebuah
karya seni nan fenomenal dan menjadi primadona. Namun tahukah anda bagaimana
proses yang harus ditempuh oleh ayam-ayam tersebut untuk dapat menjadikannya
istimewa ditempatkan di tempat yang mulia, di atas meja makan anda.
Untuk
menjadikannya lebih berharga, ayam rela ditangkap oleh tukang ayam. Setelah
tiba saatnya ayam itu juga harus bersedia disembelih, sakit, pedih, dan “berdarah-darah”. Tidak hanya cukup
sampai disitu, setelah disembelih ayam harus direbus dengan air panas yang
mendidih. Setelah itu dicabuti semua bulu yang menghangatkan tubuhnya layaknya
ketika ia baru menetas dari telur. Setelah semua bulunya dicabuti, ayam
tersebut harus siap dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Tubuhnya dibelah,
semua organ tubuhnya dikeluarkan, disayat dan dibersihkan.
Setelah
melewati proses yang begitu berat dan menyakitkan ayam juga harus bersedia
tubuhnya yang sudah tersayat-sayat dilumuri oleh aneka bumbu dapur. Ada garam,
lada, cabai, ketumbar, bawang merah, dan bawang putih. Tidak cukup sampai
disitu perjuangan dan pengorbanan ayam tersebut. setelah dilumuri oleh bumbu, ayam
harus melewati proses akhir sebelum mencapai kemuliaannya. Ayam harus digoreng
dengan minyak panas, ataupun direbus dengan air mendidih agar dagingnya menjadi
empuk. Setelah perjuangan ini selesai
barulah ayam ditempatkan ditempat yang bersih, disajikan dengan indah nan
menggoda selera dan tentunya berniali tinggi.
Kita
dapat membayangkan bagaimana perjuangan dan pengorbanan ayam tersebut untuk
menaikkan derajatnya dan menjadikannya lebih mulia dan berharga. Begitu juga
dengan manusia untuk dapat mencapai sebuah keadaan yang lebih baik seperti
halnya kesuksesan terkadang kita harus melakukan usaha, perjuangan dan
pengorbanan yang tidak kalah pedih dan berat layaknya yang dialami oleh ayam
tersebut.
Ilustrasi
berikut ini juga akan menggambarkan pada kita bahwa tidak ada sukses yang
datang dengan mudahnya. Karena bagaimanapun harus ada sebuah usaha, perjuangan,
dan pengorbanan untuk meraihnya. Hal tersebut layaknya kerang yang ingin
menjadikan dirinya lebih berharga dengan mutiara yang indah dalam tubuhnya.
Pada
suatu hari seekor anak kerang didasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya
sebab dia merasakan sakit yang teramat pada bagian tubuhnya. “sakit sekali, aku
merasakan seperti ada sesuatu yang tajam memasuki tubuhku bu”. Si ibu terdiam
sejenak, “aku tahu anakku, terimalah itu sebagai takdir alam, kuatkan hatimu,
bersabar dan bersemanagatlah untuk tetap melawan rasa ngilu dan nyeri tersebut”.
Anak
kerang pun melakukan nasihat ibundanya, anak kerang tersebut berusaha dengan
penuh sabar untuk tetap bertahan menahan rasa sakit yang bukan kepalang.
Terkadang di tengah kesakitannya, terbesit pikiran untuk menyerah. Dengan air
mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Setelah sekian lama, tampa
disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin
halus, dan rasa sakitpun mulai berkurang. Dan semakin lama mutiara tersebutpun
menjadi semakin besar.
Akhirnya
sesudah sekian lama, sebutir mutiara besar, indah, mengkilap, dan bernilai jual
tinggi pun terbentuk dengan sempurna. Terbayar sudah kesabaran, pengorbanan dan
perjuangannya selama ini. Penderitaannya
berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Kerang
tersebut kini telah menempatkan dirinya menjadi lebih berharga.
Dari
ilustrasi di atas kita dapat memahami bahwa sukses bukanlah hasil atas kerja
sesaat dan dapat diperoleh dengan mudahnya, melainkan dari sebuah proses
panjang yang harus ditempuh dengan usaha, kerja keras, dan pengorbanan. Untuk
dapat menuju sukses kita tidak hanya melewati jalan yang lurus dan mulus, terkadang
kita harus menempuh jalan yang berliku dan terjal. Terlebih untuk mencapainya kita harus tersandung dan
jatuh. Berat dan sakit memang, tapi percayalah bahwa itu adalah sebuah proses
untuk meraih derajat yang lebih mulia yaitu kesuksesan.
Proses
yang panjang dan berliku ini lah yang akan membentuk kita sebagai pribadi yang
siap untuk menerima sukses. Karena bagaimanapun sukses tidak datang begitu
saja, dan pada siapa saja. Melainkan sukses hanya akan datang pada
pribadi-pribadi yang telah menyiapkan dirinya untuk sukses. Hal tersebut
setidaknya membuat diri kita untuk senantiasa “berproses”.