Hidup terlalu singkat jika hanya menyesal. Hidup hanya sekali, Namun jika digunakan dengan baik, sekali saja sudah cukup.

Sunday, 19 August 2012

TIDAK ADA SUKSES YANG MUDAH

16:03 Posted by dhiny dewantara

#Percaya Bahwa SUKSES itu MUDAH#

Sering terdapat sebuah opini dan anggapan dari sebagian orang bahwa sukses itu mudah. Saya kira kita harus berpikir ulang terhadap pernyataan tersebut. saya percaya bahwa sesuatu yang baik itu dihasilkan oleh kebaikan, dan sesuatu yang besar dan mulia juga dihasilkan dari sesuatu yang besar pula, yaitu sebuah perjuangan, kerja keras dan pengorbanan. Begitu juga dengan kesuksesan, Kesuksesan adalah sesuatu yang berharga sehingga untuk meraihnya harus dibayar dengan mahal.
Setidaknya dari kisah-kisah orang sukses dunia seperti Thomas Alva Edison, Abraham Lincoln, dan Soichiro Honda yang sudah dipaparkan sebelumnya kita dapat memahami bahwa sukses bukanlah hasil atas kerja sesaat, melainkan dari sebuah proses panjang yang harus ditempuh dengan kerja keras. Terkadang untuk meraih sukses kita harus menempuh jalan yang berliku dan terjal. Terlebih  untuk mencapainya kita harus tersandung dan jatuh, tapi percayalah bahwa itu adalah sebuah proses untuk meraih derajat yang lebih mulia yaitu kesuksesan.
Dalam hal ini adakalanya kita harus belajar dari ayam dan kerang penghasil mutiara. Untuk menjadikan dirinya lebih mulia dan menaikkan derajatnya, meraka harus melewati proses panjang dan menyakitkan. seekor ayam yang yang dulu hanya tinggal disebuah kandang kecil yang kumuh dan kotor, yang tidak setiap orang bersedia melihatnya. Namun setelah melalui sebuah proses panjang ayam tersebut menjadi makanan dengan cita rasa dan harga jual berniali tinggi.
Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan berbagai menu makanan lezat yang berbahankan seekor ayam. Kita dapat menemuinya dihampir  setiap restoran ataupun rumah makan yang ada di seluruh penjuru dunia. Berbagai menu dengan cita rasa tinggi bak sebuah karya seni nan fenomenal dan menjadi primadona. Namun tahukah anda bagaimana proses yang harus ditempuh oleh ayam-ayam tersebut untuk dapat menjadikannya istimewa ditempatkan di tempat yang mulia, di atas meja makan anda.
Untuk menjadikannya lebih berharga, ayam rela ditangkap oleh tukang ayam. Setelah tiba saatnya ayam itu juga harus bersedia disembelih, sakit, pedih, dan “berdarah-darah”. Tidak hanya cukup sampai disitu, setelah disembelih ayam harus direbus dengan air panas yang mendidih. Setelah itu dicabuti semua bulu yang menghangatkan tubuhnya layaknya ketika ia baru menetas dari telur. Setelah semua bulunya dicabuti, ayam tersebut harus siap dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Tubuhnya dibelah, semua organ tubuhnya dikeluarkan, disayat dan dibersihkan.
Setelah melewati proses yang begitu berat dan menyakitkan ayam juga harus bersedia tubuhnya yang sudah tersayat-sayat dilumuri oleh aneka bumbu dapur. Ada garam, lada, cabai, ketumbar, bawang merah, dan bawang putih. Tidak cukup sampai disitu perjuangan dan pengorbanan ayam tersebut. setelah dilumuri oleh bumbu, ayam harus melewati proses akhir sebelum mencapai kemuliaannya. Ayam harus digoreng dengan minyak panas, ataupun direbus dengan air mendidih agar dagingnya menjadi empuk.  Setelah perjuangan ini selesai barulah ayam ditempatkan ditempat yang bersih, disajikan dengan indah nan menggoda selera dan tentunya berniali tinggi.
Kita dapat membayangkan bagaimana perjuangan dan pengorbanan ayam tersebut untuk menaikkan derajatnya dan menjadikannya lebih mulia dan berharga. Begitu juga dengan manusia untuk dapat mencapai sebuah keadaan yang lebih baik seperti halnya kesuksesan terkadang kita harus melakukan usaha, perjuangan dan pengorbanan yang tidak kalah pedih dan berat layaknya yang dialami oleh ayam tersebut.
Ilustrasi berikut ini juga akan menggambarkan pada kita bahwa tidak ada sukses yang datang dengan mudahnya. Karena bagaimanapun harus ada sebuah usaha, perjuangan, dan pengorbanan untuk meraihnya. Hal tersebut layaknya kerang yang ingin menjadikan dirinya lebih berharga dengan mutiara yang indah dalam tubuhnya.
Pada suatu hari seekor anak kerang didasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab dia merasakan sakit yang teramat pada bagian tubuhnya. “sakit sekali, aku merasakan seperti ada sesuatu yang tajam memasuki tubuhku bu”. Si ibu terdiam sejenak, “aku tahu anakku, terimalah itu sebagai takdir alam, kuatkan hatimu, bersabar dan bersemanagatlah untuk tetap melawan rasa ngilu dan nyeri tersebut”.
Anak kerang pun melakukan nasihat ibundanya, anak kerang tersebut berusaha dengan penuh sabar untuk tetap bertahan menahan rasa sakit yang bukan kepalang. Terkadang di tengah kesakitannya, terbesit pikiran untuk menyerah. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Setelah sekian lama, tampa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus, dan rasa sakitpun mulai berkurang. Dan semakin lama mutiara tersebutpun menjadi semakin besar.
Akhirnya sesudah sekian lama, sebutir mutiara besar, indah, mengkilap, dan bernilai jual tinggi pun terbentuk dengan sempurna. Terbayar sudah kesabaran, pengorbanan dan perjuangannya  selama ini. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Kerang tersebut kini telah menempatkan dirinya menjadi lebih berharga.
Dari ilustrasi di atas kita dapat memahami bahwa sukses bukanlah hasil atas kerja sesaat dan dapat diperoleh dengan mudahnya, melainkan dari sebuah proses panjang yang harus ditempuh dengan usaha, kerja keras, dan pengorbanan. Untuk dapat menuju sukses kita tidak hanya melewati jalan yang lurus dan mulus, terkadang kita harus menempuh jalan yang berliku dan terjal. Terlebih  untuk mencapainya kita harus tersandung dan jatuh. Berat dan sakit memang, tapi percayalah bahwa itu adalah sebuah proses untuk meraih derajat yang lebih mulia yaitu kesuksesan.
Proses yang panjang dan berliku ini lah yang akan membentuk kita sebagai pribadi yang siap untuk menerima sukses. Karena bagaimanapun sukses tidak datang begitu saja, dan pada siapa saja. Melainkan sukses hanya akan datang pada pribadi-pribadi yang telah menyiapkan dirinya untuk sukses. Hal tersebut setidaknya membuat diri kita untuk senantiasa “berproses”. 
0 Comments
0 Comments
Comments