#SUKSES & GAGAL#
Kedua
kata di atas seolah-olah telah menjadi sebuah pasangan kata yang serasi dan
tidak dapat terpisahkan. Sukses dan gagal ibaratnya adalah sepasang sisi mata uang.
Dimana keduanya adalah sisi yang berbeda dan bertolak belakang namun tidak
dapat terpisahkan, saling berkaitan dan menjadi satu kesatuan.
Kerap
kali banyak orang menganggap bahwa sukses adalah sesuatu yang subyektif, karena
setiap orang mempunyai definisi sukses yang berbeda-beda. Namun bukan berarti
sukses tidak mempunyai definisi secara “universal”.
Menurut hemat saya, mungkin definisi yang paling tepat dan bijak untuk menjelaskan
kata tersebut adalah “pencapaian dari sebuah tujuan”. Sehingga munculnya
perbedaan dalam mendefinisikan kata tersebut terlebih dikarenakan tujuan setiap
orang yang berbeda. Mungkin bagi anda menjadi kaya dengan hidup yang serba
mapan adalah sebuah kesuksesan, karena memang tujuan dalam hidup anda adalah
itu. Namun menjadi kaya dengan hidup yang serba mapan belum tentu menjadikan
orang lain merasa sukses, karena tujuan yang ingin mereka raih berbeda dengan
tujuan anda.
Hal
diatas senada dengan bagaimana orang-orang berusaha mendefinisikan kata gagal.
Kata gagal kerap kali juga memunculkan multi-perception.
Dimana hampir setiap orang memiliki persepsi yang berbeda dan memunculkan
definisi yang berbeda pula. Namun sekali lagi bukan berarti kata tersebut juga tidak
mempunyai makna secara “universal".
Mungkin kata yang tepat untuk mendefinisikan kata gagal adalah “tidak berhasil
atau tidak tercapai”. Sehingga apabila didefinisikan secara detail gagal adalah
sebuah ketidakberhasilan atau tidak tercapainya sebuah tujuan.
Apabila
melihat penjelasan di atas, maka seseorang akan dapat dikatan sukses apabila
tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya dapat tercapai. Begitu juga sebaliknya seseorang
akan dikatakan gagal apabila tujuan-tujuan yang telah ditentukannya, tidak dapat
tercapai.
Penulis
yakin upaya mendefinisakn kedua kata di atas belum memuaskan anda, karena
mungkin anda mempunyai definisi yang berbeda. Tidak salah dan sah-sah saja. Namun
yang perlu dipahami dan digaris bawahi adalah sebuah ketidakberhasilan upaya
dalam meraih tujuan itu tetap adalah sebuah kegagalan, dan kegagalan tersebut
akan menjadi kegagalan yang sebenarnya ketika anda benar-benar menyerah dan
berhenti atas upaya yang anda lakukan. Namun ketika anda masih berupaya dan
melakukan suatu usaha setelah anda gagal itu bukanlah kegagalan yang
sebenarnya, melainkan kegagalan yang mungkin akan mengantarkan anda pada
kesuksesan.
Misalnya
ada orang yang ingin memiliki usaha rumah makan yang besar, namun dalam
upayanya merintis rumah makan tersebut, ia mengalami kegagalan, usahanya
mengalami pailit dan memaksanya untuk gulung tikar. Orang tersebut akan dapat
dikatakan mengalami kegagalan yang sebenarnya ketika dia memutuskan untuk
berhenti dan tidak melakukan usaha apapun. Namun apabila orang tersebut masih
berupaya dan melakukan segala sesuatu untuk meraih tujuannya memiliki usaha
rumah makan yang besar maka itu bukanlah kegagalan yang sebenarnya.
Sehingga
yang terpenting adalah bukan karena anda gagal, namun bagaimana membuat
kegagalan yang anda alami tidak menjadi kegagalan yang sebenarnya, melainkan
menjadikannya sebagai batu loncatan dan lecutan semangat untuk meraih
kesuksesan.
“KEGAGALAN seharusnya merupakan BATU LONCATAN dan bukan BATU SANDUNGAN.”
~Abraham Lincoln, Presiden Amerika Ke-16, 1809 – 1865)