Hidup terlalu singkat jika hanya menyesal. Hidup hanya sekali, Namun jika digunakan dengan baik, sekali saja sudah cukup.

Wednesday, 22 March 2017

“Sinergi Sebagai Sebuah Kebutuhan”

01:53 Posted by dhiny dewantara
Sebagai seorang individu, terkadang kita tidak dapat melakukan segala sesuatu hal secara sendiri. Ada hal-hal tertentu yang harus diselesaikan dengan bantuan orang lain. Begitu juga sebaliknya, tidak semua hal juga dapat diselesaiakan oleh orang lain secara sendirian, terkadang mereka juga membutuhkan bantuan kita. Saling mengisi dan melengkapi untuk mencapai hasil atau tujuan yang lebih besar dari tujuan diri sendiri dan orang lain secara pribadi, ini lah yang kita sebut dengan sinergi. Sinergi menjadi hal penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan berkelompok dan bermasayarakat (organisasi, kelompok, perusahaan, dll). Melihat begitu pentingnya sinergi, maka sudah sepatutnya kita dapat mewujudkan hal tersebut dalam hidup ini. Lantas bagaimana kita dapat bersinergi?

Sebelum kita melakukan sinergi, maka kita perlu melihat kaca dan melihat diri sendiri terlebih dahulu. Kita harus melihat bagaimana cara kita “melihat”. Mengapa demikian? Bagaiamana cara kita melihat akan menentukan bagaimana cara kita berperilaku dan bagaimana cara kita berperilaku akan menentukan juga apa yang akan kita dapatkan.  

Jika kita melihat peluang justru sebagai ancaman, maka kita akan berperilaku menjauhinya dan kemudian tidak akan mendapatkan apa-apa dari sana atau bahkan hanya akan mendapatkan kekecawaan. Satu cerita, dimana di sebuah desa hampir semua warganya melihat buah tomat sebagai buah yang beracun dan berbahaya ketika dimakan, akibatnya semua orang didesa tersebut menanam tomat hanya sebagai hiasan saja. Sampai akhirnya muncullah satu wabah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin C, dan bahkan wabah penyakit tersebut telah memakan korban. Sangat ironis, dimana banyak diantara mereka yang harus meninggal, padahal mereka sebetulnya memiliki obat dipekarangan atau kebun mereka sendiri. Ini terjadi karena apa? karena cara pandang atau cara melihat yang salah.

Sama halnya dengan sinergi, ketika kita akan bersinergi tapi dengan cara pandang lama yang salah, maka kita tidak akan dapat bersinergi. Cara pandang lama yang salah itu seperti apa? Cara pandang, dimana kita melihat saya dan orang lain yang akan bersinergi sebagai bagian yang terpisah. Kita masih melihat sinergi dengan “tim saya – tim anda, cara saya – cara anda, ide saya – ide anda, alternatif 1 – alternatif 2”. Lantas bagaimana? Caranya adalah dengan membangun cara pandang dimana ini bukan hanya soal saya atau anda, melainkan soal kita. Bukan hanya tentang alternatif 1 dan alternatif 2, melainkan alternatif 3 yang merupakan hasil dari pemikiran bersama (saya dan anda).


Dalam sinergi, 1 tim + 1 tim ≠ 2 tim, melainkan 1 tim + 1 tim = 1 tim yang lebih kuat dan hebat. Mengapa demikian? Dalam sinergi kita tidak hanya sekedar menyatukan jumlah sehingga menjadi lebih banyak, melainkan kita sedang menyatukan kekuatan dan saling melengkapi kelemahan sehingga menjadi satu kekuatan yang lebih besar dan hebat. Dalam sinergi, kita juga tidak sedang berkompromi, karena dalam kompromi maka pasti akan ada yang dirugikan atau pasti akan ada yang merasa dikalahkan. Sehingga sinergi adalah prinsip WIN-WIN, dimana dua pihak sama-sama merasa menang dan menentukan jalan dan cara terbaik tanpa harus ada yang merasa dikorbankan dan dikalahkan. Satu hal lagi yang penting dalam sinergi adalah kebersediaan untuk mencari solusi yang lebih baik dari apa yang terpikirkan oleh kita sekarang. Karena selama belum adanya kemauan untuk membuka diri atas kemungkinan alternatif-alternatif lain yang lebih baik dari alternatif yang kita pikirkan, maka selama itu pula sinergi akan sulit terwujudkan.  Demikian, dan selamat bersinergi…!!!


Sumber: the 3rd alternative Stephen R Covey
0 Comments
0 Comments
Comments