Organisasi sering
dianalogikan seperti halnya manusia. Keduanya mengalami proses tumbuh dan
berkembang. Sebagai sesuatu yang bersifat dinamis, maka akan ada kondisi dimana
ia diatas atau dibawah, akan ada saat dimana ia merasa sehat dan sakit.
Disaat sehat, orang akan
merasa tubuhnya dalam kondisi dan fungsi yang baik. Sebaliknya ketika mengalami
sakit, individu akan merasa ada yang tidak sesuai dengan dirinya, sehingga akan
berusaha mengembalikan tubuhnya untuk dapat kembali dalam kondisi yang
diharapkan dan berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Begitu juga dengan organisasi,
organisasi yang sehat dapat berjalan dengan baik dan akan memudahkan dirinya
mencapai tujuan. Sedangkan organisasi yang “sakit” maka akan lebih banyak
menghabiskan waktunya mengembalikan fungsi operasional dalam dirinya yang
terganggu, hal ini akan menghambat organisasi dalam mencapai tujuan.
Organisasi yang sehat akan
mempertimbangkan seluruh aspek dalam dirinya berjalan beriringan secara
fungsional. Apa saja aspek-aspek tersebut?
- Aspek kebutuhan pelanggan (customer), organisasi yang sehat akan berusaha memuaskan kebutuhan pelanggan dengan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Tidak bisa dipungkiri bahwa Pelanggan merupakan salah satu aspek penting dalam organisasi, terlebih bagi organisasi profit yang memang menghasilkan produk atau jasa. Pelanggan yang juga merupakan sumber penghasilan bagi organisasi sudah selayaknya mendapatkan perhatian lebih. Namun, sikap yang terlalu memfokuskan dan memanjakan pelanggan pun tidak lah disarankan. Sudah seharusnya organisasi dapat bersikap secara bijak dan proporsional dengan menempatkan pelanggan sebagai mitra dengan pola hubungan simbiosis mutualisme.
- Aspek kebutuhan anggota (employee), organisasi yang sehat memuaskan kebutuhan anggotanya dengan menciptakan lingkungan yang dapat membuat anggotanya berkembang. Anggota yang sekaligus menjadi motor penggerak sebuah organisasi merupakan salah satu faktor penting. Organisasi diharapkan dapat membuat anggotanya merasa nyaman dan merasa dirinya adalah bagian penting dari organisasi, sehingga muncul rasa ikut “memiliki”.
- Aspek ekonomi, organisasi yang sehat dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien. Ingat efektif dan efisien, upaya (biaya,sumber daya) proporsional hasil maksimal.
- Keseimbangan antara ketiga aspek di atas (customer, employee, dan ekonomi). Organisasi yang sehat mampu menciptakan keseimbangan antara ketiga hal di atas. Kenapa menciptakan keseimbangan ini penting? Dengan hanya memprioritaskan salah satu diantara ketiganya dapat memicu masalah yang dapat mengganggu stabilitas organisasi. Misalnya, Organisasi yang berfokus pada aspek ekonomi, ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan tanpa mempedulikan kepuasan pelanggan dan kesejahteraan karyawannya. Sikap ini lambat laun dapat dipastikan akan memicu masalah pada ketiga aspek tersebut (karyawan yang merasa kurang diperhatikan kesejahteraannya akan memicu turunnya kinerja dan dapat berimbas pada pelayanan atau hasil produksi yang juga berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan), hal ini lambat laun juga akan berimbas pada menurunnya omzet (aspek ekonomi). Ingat, pada dasarnya ketiga aspek di atas saling berhubungan sehingga menciptakan keseimbangan antara ketiganya adalah sebuah keharusan.
- Tumbuh dan berkembang, organisasi yang sehat ditandai dengan adanya proses tumbuh dan berkembang secara terus menerus. Organisasi yang melakukan perubahan menjadi lebih baik secara berkala menandakan organisasi tersebut dalam kondisi yang baik. Sebaliknya organisasi yang statis (tidak mengalami perubahan & perkembangan), hampir sudah dapat dipastikan ada sesuatu yang kurang sesuai dalam organisasi tersebut.
- Harmoni dengan lingkungan sosial & ekonomi, organisasi yang sehat dapat tumbuh dan berkembang secara harmoni dengan lingkungan sosial dan ekonomi. Dalam kata lain, organisasi dapat hidup berdampingan dengan lingkungan sosial dengan baik tanpa harus menimbulkan kerugian, sebaliknya organisasi diharapkan mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap lingkungan sosial dan ekonomi disekitarnya. Misalnya terkait dengan pengelolaan limbah dan program-program CSR (Corporate Social Responsibility).
Itulah
aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan organisasi yang sehat. Sekali
lagi, kesehatan organisasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis . Ketika organisasi
sudah berada taraf “sehat”, maka organisasi dapat fokus untuk mencapai tujuan
tanpa harus disibukkan dengan fungsi operasional yang terganggu.