Hidup terlalu singkat jika hanya menyesal. Hidup hanya sekali, Namun jika digunakan dengan baik, sekali saja sudah cukup.

Thursday, 3 April 2014

#Bahagia Dengan Menjadi Pribadi Yang ‘Membahagiakan’#

07:44 Posted by dhiny dewantara
Bahagia adalah ketika kita dapat berbagi kebahagiaan. Anda pasti bertanya-tanya bagaimana kita bisa bahagia dengan berbagi kebahagiaan? Bukankah sesuatu yang di bagikan itu seharusnya berkurang, seperti halnya rumus matematika pada umunya. Ani mempunyai sepuluh buah permen di sakunya, selang beberapa waktu datanglah adi dan budi. Di bagikannya permen tersebut kepada mereka, diberikannya pada adi 3 buah dan pada budi 3 buah, maka berapakah sisa permen ani? Jawabannya sudah pasti 4. Ya, itulah pelajaran matematika dasar ketika saya kecil. Secara jumlah fisik, permen ani memang berkurang, yang tadinya 10 buah menjadi 4 buah. namun pernah kita menghitung berapa banyak yang di dapatkan ani dengan memberikan 6 buah permen itu kepada temannya. Mungkin dengan diberikannya 6 permen tersebut, persahabatan mereka menjadi lebih erat, atau bahkan suatu saat ani akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari nilai 6 permen yang diberikan kepada kedua temannya itu. Bukan bermaksud untuk menghitung-hitung apa yang sudah kita lakukan dan pamrih, melainkan agar membuat kita menjadi lebih ikhlas. Percayalah bahwa tuhan itu maha adil, sehingga sekecil apapun yang kita lakukan akan mendapatkan balasan yang setimpal, termasuk dengan kebahagiaan.
Nah, sebelum semakin panjang dan lebar kita membahas tentang kebahagiaan, ada sebuah pertanyaan yang harus anda jawab. Menurut anda, apa yang membuat diri anda bahagia? Apakah anda akan bahagia apabila melihat orang yang anda sayangi bahagia? Apakah anda akan bahagia apabila apa yang anda inginkan telah terkabulkan? Apakah anda akan bahagia apabila anda mempunyai segalanya? Ataukah kebahagiaan anda adalah ketika anda dapat berada didekatnya (Tuhan)? Banyak jalan menuju roma, begitu juga dengan kebahagiaan. Banyak jalan untuk memperoleh kebahagiaan, dan setiap manusia mempunyai cara masing-masing untuk meraihnya. Semua itu sah-sah saja, namun yang disayangkan tidak jarang cara yang digunakan kurang tepat karena justru merugikan atau bahkan membuat orang lain menderita.
Arman adalah seorang siswa yang sangat terkenal akan kenakalannya di sekolah. Sudah banyak siswa menjadi korban dari ide-ide keusilannya untuk mendapatkan kesenangan. Dari putri  yang di buatnya menagis karena buku tulisnya di buang ke loteng sekolah, andi yang harus menerima beberapa perawatan karena terkena lemparan penghapus, sampai dengan budi yang harus berkali-kali mengganti baju seragamnya karena bangku dan mejanya di lumasi dengan lem. Ya, sikap arman ini menunjukkan bagaimana keegoisannya dalam meraih kebahagiaan. Ibarat kata sikapnya adalah termasuk tipe orang SMS “senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang”. Nah, apakah kita termasuk pribadi seperti sosok arman yang tergambar di atas? Orang yang bahagia di atas penderitaan orang lain. Semoga saja tidak. Apalah artinya sebuah kebahagiaan yang kita dapatkan apabila cara untuk memperolehnya justru merugikan orang lain. Bukan begitu?
Kita dapat bayangkan Betapa sedihnya, apabila kehadiran kita justru mendatangkan sedih dan tangis bagi orang lain. ‘Duh,orang itu datang’, ‘duh,kenapa sih harus ada dia’, ‘duh,ngapain sih dia disini’, dan duh-duh yang lainnya. Gak enak kan? Seolah-olah kita menjadi orang yang justru tidak diharapkan kedatangannya. Tapi bayangkan betapa bahagianya, apabila kehadiran kita pada suatu tempat dapat menghadirkan senyum di wajah orang-orang yang ada disana. Jadilah orang yang diharapkan kehadirannya karena dengan kehadiran kita akan membuat orang-orang disekitar kita bahagia dan bukan sebaliknya. Alangkah lebih baiknya apabila kita menjadi orang yang tidak bahagia apabila ada orang didekat kita tidak bahagia. Dan lebih-lebih apabila kehadiran kita mampu mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain. Amien.
Mungkin bagi sebagian orang untuk menjadi bahagia itu sulit, tapi menurut saya untuk bahagia itu sederhana. Untuk bahagia kita tidak harus mempunyai uang dan mobil banyak, karena apabila untuk bahagia kita harus mempunyai uang dan mobil yang banyak maka bahagia hanya akan menjadi milik orang kaya saja. Kasian orang miskin bos, seolah orang miskin dilarang untuk bahagia. Untuk bahagia juga tidak harus mempunyai pasangan hidup (pacar, istri, selingkuhan, dll), karena apabila bahagia hanya akan datang pada mereka yang berpasangan, lantas bagaimana nasibnya para jomblo?. Untuk bahagia juga tidak harus mempunyai segalanya, karena apabila untuk bahagia kita harus menunggu sampai kita mempunyai semuanya, terus kapan kita bahagianya? Lama bro. Sekali lagi menurut saya Bahagia itu sederhana, bahagia cukup dengan mejadi pribadi yang ‘membahagiakan’.

Tuhan sang pemilik kebahagiaan tentu akan senang apabila melihat kita bahagia dan sekaligus membahagiakan orang lain. Berbagi kebahagiaan itu indah, karena dengan berbagi akan mengajarkan kepada kita tentang kebersyukuran, menghancurkan tembok-tembok kesombongan, dan merobohkan tiang-tiang keserakahan. Semoga kita dapat menjadi ‘virus-virus’ pembawa kebahagiaan. Salam bahagia.
0 Comments
0 Comments
Comments